15 July 2013

Water Castle ala Kota Gudeg

Ekspektasi saya setelah sampai di Istana Taman Air ternyata meleset jauh dari perkiraan, dikepala saya sudah ada bayangan seperti di Venesia, ada sebuah istana yang disekelilingnya terdapat  kanal besar lalu banyak wisatawan yang sedang naik gondola. Wedew... jangankan sungai, got aja nggak ada airnya.Cuma ada reruntuhan bangunan yang mirip sama benteng yang ada di keraton Yogyakarta.Okelah maju terus sampai ke gerbang utama, mungkin aja ada sesuatu yang menarik.

Nah benar saja, satu persatu keunikan dari istana mulai terlihat, diawali dengan kita dapat melihat lurus kearah Jalan Ngasem sampai perempatan jalan Ahmad Dahlan tanpa ada penghalang untuk kita melihat tatanan sebagian kota Yogyakarta yang teratur dan bernuansa sangat "Jowo", ini dikarenakan permukaan tanah pada bangunan Istana Taman Air, lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan dan rumah penduduk yang ada disekitarnya.
Pemandangan dari depan gerbang Istana Air


Untuk masuk kedalam Istana ada dua pilihan, bisa masuk sendiri tanpa harus ditemani Guide terus kebingungan sendirian didalamnya atau pilih ditemani sama seorang guide biar ada yang nerangin ini itu didalam istana nantinya. Kalo saya sendiri sih lebih memilih untuk pakai Guide sekalian ingin mengetahui cerita dibalik berdirinya bangunan. Nggak usah bingung harus nyari Guide dimana, karena mereka sendiri ada dimana-mana dengan bentuk dan rupa yang beraneka ragam, keseringan sih mereka berada disekitar gerbang utama dan biasanya mereka menjajahkan dirinya sendiri, heheheh!.

Yang menjadi Guide saya pada saat itu namanya pak Bambang, kisaran umur 40 tahunan sepertinya,  perawakannya kecil, kulitnya hitam dengan kumis tebal bak sipir-sipir India, ciri khasnya topi putih yang selalu dia kenakan dengan moncong topi mengarah kebelakang, pokoknya ini orang Jawa banget dah mukanya, tapi bahasa Inggrisnya, hedeeeehh, akan berdecak kagum deh kalo ketemu langsung!. Beliau menjelaskan kepada saya bahwa Istana Taman Air didirikan pada masa Hamengku Buwono I (1755-1792) dan selesai pada masa Hamengku Buwono II. Fungsi dari bangunan bervariasi, diantaranya digunakan sebagai tempat peristirahatan, area meditasi, area pertahanan, dan tempat bersembunyi, karena pada tahun itu, tau sendirikan para kompeni-kompeni Belande lagi pada ngejogrok di Nusantara. Terus kenapa disebut sebagai istana air?, Dulu, bangunan utama Istana ini dikelilingi oleh segaran atau kalo diartikan ke bahasa Indonesia adalah danau buatan. Fungsinya sebagai tempat pembudidayaan ikan pangeran Hamengku Buwono II, selain itu fungsi danau digunakan juga untuk tempat bersampannya Sultan dan keluarga kerajaan, nah bangunan yang dikelilingi danau ini disebut Pulo Kenongo.
Gerbang Utara Istana Taman Air

Istana Taman Sari sendiri dipengaruhi oleh dua kepercayaan, Buddha dan Islam. Terlihat dari dua bangunan yang mempunyai fungsi keagamaan yang berbeda. Bangunan yang pertama berada di sebelah barat pulo kenongo bernama Sumur Gumuling, digunakan sebagai Masjid, berbentuk seperti dome terbukan kalo dibandingkan mungkin seperti bangunan Coloseum di Roma, cuma bedanya bagian pinggirannya nggak ada yang keropos, masih sangat sempurna bentuk lingkarannya, terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama berfungsi sebagai tempat shalat laki-laki dan lantai dua untuk  tempat ibadahnya kaum perempuan. Ditengah-tengah bangunan ada empat anak tangga menurun dan satu tangga menuju lantai dua, jika dijumlahkan ada lima anak tangga, ini adalah simbol dari solat lima waktu dan jumlah rukun islam. Di bawah tangga ada sebuah kolam berbentuk lingkaran dengan diameter kira-kira 3 meter yang berfungsi sebagai tempat berwudhu. Saya sampe berdecak kagum sendiri, orang dulu hebat-hebat bener ya bikin konsep bangunan super duper kaya gini, apa dulu udah ada jurusan arsitek ya??
Tangga di dalam Sumur Gumuling,
akses antara tempat ibadah laki-laki dan perempuan 

Bangunan yang kedua bernama Pulo Panembung, letaknya berada disebelah selatan Pulo Kenongo, fungsinya sebagai tempat meditasi Sultan, untuk mencapai tempat Sultan bersemedi,kita harus melewati lorong bawah tanah, pada saat mengunjungi tempat tersebut, disepanjang lorong saya kira diatapnya dipasangin lampu neon secara berurutan, tau-taunya itu cuma cahaya matahari yang masuk dari fentilasi udara yang berada di atas atap, Oalaahhhhh saya ketipu!
Lorong Pulo Panembung


Selama diperjalanan, tidak henti-hentinya Pak Bambang menceritakan secara detail tentang Water Castle ala Yogyakarta, beliau tahu sekali seluk-beluk tempatnya, ibarat kata jika disamakan dengan kuncen gunung Merapi  tingkatnya beda tipis!."Nah, sekarang kita jalan ketempat pemandian para putri, dan permaisuri Sultan". 
"Saya boleh main air dong Pak disana, ya... sekedar basahin kaki, tangan sama badan aja, nama lainnya mah mandi gitu pak", harap saya karena cuaca di Yogyakarta yang pada saat itu suhunya mungkin sudah mencapai titik didih kali ya... (Lebaaaaaiii).
"Ya silahkan saja dek Adi mandi, tapi banyak wisatawan juga yang dateng ketempat pemandian, jadi siap-siap ya jadi tontonan". guyon pak Bambang.
Umbul Sultan Pasimaran,
Tempat para permaisuri mandi Uhuuy!


Nama komplek pemandian sendiri bernama Umbul Pasimaran, letaknya berada di tenggara Pulo Kenongo. Ada tiga kolam pemandian didalamnya yaitu Umbul Muncar dan Blumbang Kuras yang dipisahkan oleh jembatan berbentuk seperti dermaga serta Umbu Binangun yang digunakan untuk mandi para Permaisuri dan Sultan. Pembatas Umbul Binanngun dengan dua kolam adalah kamar ganti sultan yang diatasnya terdapat sebuah menara. Konon dari menara tersebut Sultan mengawasi Istri dan Permaisurinya yang sedang mandi-mandi cantik, kemudian yang paling Mancaaappp, dialah yang akan diajak mandi bareng sama si Sultan. Weleh-weleh indah bener hidupnya Sultan ya?!!.
Umbul Muncar dan Blumbang Karas 
Sebetulnya masih ada beberapa tempat di dalam komplek Istana Taman Air yang belum saya ceritakan,seperti tempat beristirahatnya sang Sultan dan Permaisurinya, tempat diadakannya pesta istana dan beberapa tempat yang dilakukan untuk menjamu para tamu Sultan, dikarenakan gambar-gambar yang sudah saya ambil beberapa telah terhapus. Jadi, lebih baik anda-anda semua coba eksplorasi sendiri aja yoo...

No comments:

Post a Comment