13 February 2013

5 Bad Habbits When You Become a Writer


Okeh, memang betul kata orang-orang kebanyakan memulai sesuatu itu memang sangat sulit, terutama mengalahkan sahabat kecil kita yang bernama MALAS!. Hadeeeeuuhh... nggak tau deh mau ngomong apa kalo udah ketemu sama ini penyakit, bawaannya hidup segan mati tak mau!. 
Banyak menunda rencana-rencana yang sudah disiapkan dari awal perjalanana hingga balik lagi ke rumah merupakan kebiasaan buruk yang sudah diterapkan didalam diri saya sejak masih kecil!.Padahal seandainya diselesaikan dari jauh-jauh hari mungkin tulisan saya sudah selesai untuk 5 destinasi (Bandung, Jakarta, Bandung lagi, Bali, Yogya) hiks....hiks..... .
Bukan orang kita kalo nggak menggunakan jam karet, wong negara kita aja penghasil karet terbanyak heheheh.....,sebetulnya asal kita mau untuk meluangkan waktu satu atau dua jam untuk menulis, nggak usah banyak-banyak deh setengah jam saja, hal yang namanya numpukin deadline nggak bakalan ada (trust me its work!).Selain dari faktor "M" ada juga beberapa penyakit yang dapat menghancurkan master planning yang telah kita ciptakan, mungkin diantara anda-anda sekalian juga merasakannya, diantaranya;

Banyak Mikir
Gara-gara kebiasaan yang satu ini, otak saya jadi sakit gak jelas!, rasanya pala saya membengkak melebihi ukuran normal,ya jelas aja ngerasa kaya gitu, wong saya mikirin hal-hal yang gak penting dan belum tentu terjadi dalam satu waktu!,kayak misalnya nentuin tema ini-itu, atau akhir ceritanya bagaimana, plotnya mulai dari mana, tapi tetep aja cuma ada dipikiran doang, jarang yang dituangkan didalam sebuah catetan.

Do Less Talk More
Gelar Big Mouth, Omdo (Omong doan), cot-cot maricot bacot, pernah nempel kaya perangko di Jati diri saya. Gara-gara saya sering umbar-umbar planning yang menurut saya adalah "The Big Master Plan", Yang pada akhirnya hanya sebuah "The Big Master Plan" karena cuma diomongin aja, nggak ada tindakannya, kalo kata anak-anak sekarang sih NATO (No Action Talk Only).Sampe-sampe temen saya bilang gini "Planning loe keren boss, lebih keren lagi kalo loe gak kasih tau gue, males dengernya,cuma planning doang!". Huaaaaaa....., But we're young, you can explore yourself, buddy!

Cemas
Bahan cerita udah dapet, plotnya juga udah ditentukan, pensil,pulpen, notebook atau apapunlah yang bisa membuat sebuah catatan, semuanya sudah ada, tapi nanti timbul rasa takut yang berlebihan. Ada nggak ya yang baca tulisa gue?, ada yang udah pernah posting belum ya?, tulisannya oke nggak ya?, berbobot nggak ya?. Prrrrrrrrtttt......... Borrring!!!!.Timbul lagi deh rasa males, nggak jadi nulis deh, nggak jadi posting deh, nggak jadi ada yang baca deh. Cape deeehhh!!!

Achievement ≠ Mie Instan

Nah ini nih, kebiasaan yang inginnya serba praktis, maunya langsung jadi. Ibarat kata seperti bikin mie instan kuah, yang kuahnya bisa langsung di sruput kalo udah jadi!(apa dah --"). Ini adalah sebuah tulisan perjalanan masbro!, yang menggambarkan Siapa, dimana, mengapa, bagaimana untuk apa dan lain-lain yang harus di runutkan satu persatu. Menulis sendiri menurut saya berbeda dengan membaca, Kalo menulis itu ibaratnya adalah seorang koki yang akan ,menyajikan sebuah makanan dengan bumbu yang terdiri dari permainan kata-kata ditambah dengan racikan tanda baca, disatukan dalam satu alur cerita dan disajikan hangat-hangat untuk siap dinikmati oleh pembaca.Nah kalo pembaca, diibaratkan pelanggan yang siap menikmati hidangan alur cerita yang telah dibuat sang Penulis. Kalo nggak enak atau kurang bumbu, pelanggan bisa langsung hengkang dari bacaan tersebut, parahnya lagi bisa dikritik, dicuekin, dilemparin, nggak ditemenin, atau dilempar bukunya ke tong sampah!.well..., kalo kata Farah Quinn tulisan kita itu harus "Perfect" (bibirnya manyun menggoda)

Wasting Time
Sampai sekarangpun, jangankan tulisan yang mau di-publish, tugas kuliah aja, kalo masih ada hari esok, ngapain saya kerjakan sekarang?, padahal kebiasaan yang kaya gini yang bikin kerjaan jadi gak maksimal, pasti ada yang beranggapan "Ahh gue mah fine-fine aja pas H-1, akhirnya juga pasti maksimal-maksimal aja tuh!", tapi coba deh kalo pas H-10 atau H-5 udah selesai, kan bisa dikoreksi ulang lagi, bohong sewaktu ngerjain gak ada human error, memangnya situ Tuhan?!.
Adasih cara ekstrim biar sebelum deadline kerjaan kita bisa tuntas, yaitu dengan "drama tekanan".Kalian pikirin aja seandainya tulisan nggak selesai pas deadline maka kalian akan mendapatkan sebuah musibah, contohnya pulang-pulang matanya copot, idungnya patah, gak bisa pup, pipis-nya keatas dan semacamnya (cara ini sangat berguna terutama untuk para penulis yang belum dilirik-lirik sama editor atau penerbit!).

Lima kebiasaan itu menurut saya seandainya kita atasi, mudah-mudahan apa yang sudah direncanakan akan berjalan tepat waktu dan hasilnya akan lebih baik, asalkan ada tekad, kemauan dan tindakan semuanya pasti beres. heheheheheh

4 comments: